Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk sebuahperusahaan tekstil. Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku, danmembalas e-mail yang masuk. Ada beberapa e-mail ucapan terimakasih darimereka yang telah sukses mengikuti langkahku menggeluti bisniswiraswasta ini. Ada juga e-mail dari calon pelanggan meminta proposal.Juga ada beberapa e-mail joke dari teman-temanku.
Untuk pembaca yang belum mengikuti ceritaku sebelumnya yang berjudul“Beli Mobil Berbonus Seks”, mungkin ada baiknya aku ceritakan sedikitlatar belakangku. Namaku Wawan. Aku mahasiswa tahap akhir di sebuah PTSdi Jakarta. Di samping kuliah, akupun berwiraswasta, berkat ajakan daritemanku yang telah sukses sebelumnya. Berkat bisnisku ini, kehidupanekonomiku sudah jauh lebih membaik dibandingkan sebelumnya. Akupun takminder lagi bila berkunjung ke rumah pacarku yang anak orang kaya itu.
Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas e-mail, tiba-tiba HPkuberbunyi..
“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara Monika pacarku terdengar diujung sana.“Hai Mon.., biasa sedang nyelesaiin kerjaan nih. Kamu masih kuliah ya?”“Iya.. Lagi nunggu kelas berikutnya. Nanti malam jadi khan?”“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama kamu..” jawabku mesra.“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah datang.. Bye..”
Aku pun kemudian melanjutkan membalas e-mail. Setelah itu, kututupprogram e-mailku, dan akupun kembali mengerjakan proyekku. Lagi-lagiHP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante Sonya menelponku.
“Halo Wan.., apa kabar sayang?”“Baik tante..”“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke sini? Sedang sibuk ya?”“Iya tante..”“Sombong ya.. Mentang-mentang banyak proyek lupa sama tante..”“Nggak tante.. Kan..”
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Sonya sudah memotongpembicaraanku..
“Wan.. Tante punya teman.. Dia katanya punya proyek buat kamu. Kamuhubungi dia hari ini ya..”“Baik tante..”
Tante Sonyapun kemudian memberikan nama dan alamat serta nomor telepontemannya.
“Asal jangan lupa kamu harus ke sini besok. Tante sudah kengen..”“OK tante.. Terimakasih ya. Besok pasti Wawan ke sana. Kangen juga samatante yang seksi abis..” jawabku bercanda.“Ih.. Kamu nakal ya.. Awas ya besok..” jawabnya sambil tertawa kecil.
Memang aku sudah ketagihan berhubungan seks dengan tante Sonya. Semenjakbertemu saat membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap bertemu dansaling memuaskan birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, siapa jugayang akan menolak diajak berselingkuh dengan tante secantik itu.
Sambil memegang secarik kertas berisi nama teman tante Sonya, akupunberpikir apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi.Sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini masih ada dua proyeklagi yang harus aku selesaikan. Tetapi kupikir aku terima saja, nantikalau tidak bisa mengerjakannya sendiri, aku bisa minta tolong temankuyang dulu mengenalkanku pada bisnis ini untuk membantu. Alternatif lain,aku bisa minta deadline yang agak panjang dari teman tante Sonya ini.
Singkat cerita, sore itu aku segera bergegas menuju alamat sebuahgallery di kawasan Kemang. Setelah mengutarakan maksud kedatanganku padasatpam yang membuka pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam pekarangangallery yang luas itu.
“Sore.. Saya ingin bertemu dengan ibu Yulia..”“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya siapa darimana?” jawabresepsionis di gallery itu.“Wawan.. Saya sudah punya janji kok”
Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan setelah itu berujar..
“Mari Mas, saya antar ke dalam”
Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil melewati ruang gallery.Gallery tersebut indah sekali dengan banyaknya lukisan yang bagus-bagusditerpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.
“Permisi Bu.. Ini Mas Wawan” kata si resepsionis setelah kami memasukiruangan kantor ibu Yulia.
Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda, mungkin sekitar 30tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Saat itu dia memakaigaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah dilehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan payudaranyayang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkankakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.
“Hai Wawan.. Saya Yulia”
Kurasakan tangannya yang lentik itu halus menjabat tanganku.
“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalamruangan kantornya.
Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku. Kamipun berbincang basa-basisebentar. Ternyata dia adalah teman fitness tante Sonya. Tante Sonyatelah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku.
Kamipun kemudian berbincang lebih serius mengenai bisnisku. Untukmelihat penjelasanku yang menggunakan notebook, ibu Yuliapun pindahduduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut,menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekalikulihat belahan payudaranya yang putih mulus tersembul dari gaunnya.Ingin rasanya kuremas payudaranya yang menggemaskan itu, tetapi akutentu harus bersikap professional.
Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui harga yang kuminta.Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.
“Tapi saya minta sedikit kelonggaran waktu ya Bu.. Soalnya saya masihada beberapa proyek yang harus diselesaikan” kataku.“Oh.. Begitu ya.. Berapa lama punya saya selesainya?”“Kira-kira satu bulan ya Bu..”“Ok deh.. Nggak apa..” katanya“Oh ya kamu mau minum apa Wan?”“Apa aja deh..”
Ibu Yulia pun kemudian menelepon pembantunya dan meminta dua orange juice.
“Kamu masih kuliah ya Wan”“Masih Bu.. Tahap akhir”“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Saya masih muda lho.. Panggil sajatante”“Oh iya tante”
Akupun terenyum dalam hati. Persis pengalamanku dengan tante Sonya duluyang tidak mau dipanggil ibu. Pembantu tante Yulia kemudian masukmenyajikan minuman.
“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia saat si pembantu beranjak pergi.
Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pinturuang kantor dan menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di sebelahkusambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitumenggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidakmelihat pemandangan indah itu.
“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil tersenyum manis.“Oh nggak kok tante..”“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..” katanya lagi menggoda.“Nggak kok tante.. Cuma kagum aja.. Habis tante cantik banget..”“Ih.. Kamu genit juga ya.. Pinter merayu” godanya lagi.
Tangannya kemudian meraih tanganku dan diletakkannya di atas pahanya.
“Kamu pengin ini kan?” sambil berkata begitu tante Yulia mendekatkanwajahnya dan mencium bibirku.
Tak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah bergolak, kubalas ciumantante Yulia dengan penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan kuusappahanya yang mulus itu, sementara tanganku yang lain mengusap-usaprambutnya.
“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku menyentuh celana dalamnya yangtelah basah.
Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku menyibakkan celana dalamitu dan menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante cantik ini,dan cairan vaginanya semakin mengucur deras.
“Ahh.. Enak Wan.. Memang betul kata Sonya kamu hebat.. Terus Wan”erangnya lebih lanjut.
Sementara tanganku masih mengusap-usap vaginanya, akupun menciumi pundakputih tante Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga payudaranyatampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya danpayudaranya yang padat meloncat keluar seperti menantangku untukmenghisapnya. Langsung kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap sertakujilati putingnya yang berwarna merah muda.
“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante Yulia semakin menjadimemenuhi ruangan kantor itu.
Terus kujilati puting yang semakin mengeras itu, dan tanganku yang satumasih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya.
“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau tante Yulia merasakan nikmatyang kuberikan.
Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tantemenampakkan kekecewaannya
“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..” pintanya“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-siapa nih?” kataku sambilmenciumi wajahnya yang cantik.“Nggak ada.. Cuma pembantu sama satpam aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”“Suami tante?”“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan.. Puasin tante ya sayang..”katanya sambil mendorong kepalaku ke arah payudaranya yang montok itu.
Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia. Bergantian kuhisapsepasang payudaranya. Tante Yulia kembali mengerang dan badannyapunmenggeliat menahan nikmat.
Setelah puas menikmati payudara montok tante Yulia, akupun mengangkatgaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepascelana dalam itu, sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulusedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi vagina tante Yulia, sehinggatubuhnya agak melonjak dari sofa.
“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia. Sambil mengerang, tubuhnyatampak sedikit melengkung ke belakang menahan nikmat. Tangannya tampakmeremas-remas payudaranya sendiri.
Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati dan kadang kugigitperlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untukmeremas-remas sepasang payudaranya yang kenyal itu. Ruangan semakindipenuhi oleh erangan tante Yulia, dan juga bunyi sofa karena gerakantubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.
Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan akuterus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapibunyi HP terus berbunyi..
“Shit.!!” maki tante Yulia.“Sebentar ya Wan.”
Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya.Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.
“Ya.. Ada apa?”“Aku baik-baik aja dear.., sedang sibuk untuk pameran minggu depan”jawabnya sambil kembali duduk di sofa.“Kamu sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil berkata begitu tangantante Yulia meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa danmendorong ke arah tubuhnya.
Akupun mengerti kemauannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutkukembali menciumi dan menghisapi bibir vaginanya. Kemudian kutelusurivaginanya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.
“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Aku banyak kerjaan nih.. I love you..”sambil berbicara tangannya mengusap-usap rambutku.
Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, agarsuaminya di ujung telepon tidak curiga.
“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Bye dear..” setelahmenutup HP-nya, erangan tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannyalangsung meledak.“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Semakin cepat kujilati klitoris tante Yulia.“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan.. Ohh..my godd..”
Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan vaginanya semakinmengucur banyak. Terus kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia yangcantik ini, sampai tubuhnyapun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisudi atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Yulia.Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikanorange juicenya.
“Minum dulu tante” kataku.“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante orgasme kayak tadi.. Kamubenar-benar laki-laki Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya sampai habis.“Sekarang giliran kamu ya..” katanya
Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Yulia yang masih duduk di sofalalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, dan tak lamaakupun tinggal bercelana dalam di depannya.
“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya sambil tersenyum menggoda.
Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan penisku yang memanglumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampirmengenai wajahnya yang cantik.
“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..” katanya sambilmengelus-elus kemaluanku dengan jemari tangannya yang lentik.
Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante Yulia mendekat dan taklama lidahnya telah menjilati batang penisku.
“Ah.. Tante..” erangku ketika kepala penisku dijilatinya.
Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia meremas-remas buah zakarkusambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulutmungilnya dan dikulumnya penisku. Rasa nikmat menjalar ke seluruhtubuhku ketika tante Yulia menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapipenisku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tantemuda yang cantik ini.
Tampak tante Yulia begitu menikmati penisku. Dihisap, dijilati dandiremasnya penisku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmatterdengar dari mulutnya saat dia mengulum penisku. Sedangkanerangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor gallery itu.
“Now.. Please fuck me Wan.. Aku pengin ngerasain barangmu yang gedeitu.” katanya sambil bangkit berdiri.
Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dankuremas payudaranya. Kemudian tante Yulia memposisikan dirinya sehinggadia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkanpenisku ke liang vaginanya.
“Oh.. God..” erangnya ketika kepala penisku mulai masuk menyesaki liangvaginanya yang sempit. Kudorong tubuhku sehingga peniskupun masuk lebihdalam, dan mulai kupompa vagina tante muda ini.“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..” erang tante Yulia setengahmenjerit. Payudaranya tampak bergoyang-goyang menggemaskan karenagerakan tubuhnya. Jepitan vagina sempit tante Yulia terasa begitu nikmatdi sepanjang penisku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremaspayudaranya yang menggantung menggemaskan.
Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan doggy-style, akupunkemudian duduk di sofa. Tante Yulia segera menaiki tubuhku dan kamikembali bersetubuh dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini,aku leluasa untuk kembali menikmati payudaranya yang montok itu. TanteYulia menaik-turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remaspantatnya yang bulat dan padat.
“Wan.. Wan.. Aku hampir keluar lagi wan.. Oh.. God..” erang tante cantikini.
Aku lalu kembali menghisapi payudaranya sambil tanganku mendekap eratpunggungnya. Sambil tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalumenggenjot cepat penisku dalam liang vaginanya.
“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia mendapatkan orgasmenyayang kedua.
Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dansebagian menetes ke payudaranya yang indah. Akupun terus menggenjottubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermakudalam liang vaginanya.
“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme, karena mulutku masih menghisapipayudara tante Yulia.
Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam vagina tante Yulia.Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik sertabodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku ditubuh tante cantik pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas disamping tubuhku.
“Tante puas banget Wan.. Belum pernah dapat yang seperti tadi dari suamitante”“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik banget sih”“Ih.. Kamu bisa aja” jawabnya sambil mencubit tanganku.
Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena adajanji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft suratkontraknya lewat e-mail sesegera mungkin.
“Jangan lewat e-mail Wan.. Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belumpulang.. Aku tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis.
Tampilkan postingan dengan label Proyek Nikmat Tante Yulia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Proyek Nikmat Tante Yulia. Tampilkan semua postingan
Kamis, 21 Agustus 2008
Langganan:
Postingan (Atom)