ku lebih merasa familiar dengan kata ngocok daripada kata masturbasi. Disini aku berbagi pengalaman ngocokku sesuai dengan tanggal kejadian. Wardahtun Maulia Ningsih atau yang biasa aku panggil Nining adalah adik iparku yang begitu menggairahkan bagiku. Pantatnya begitu montok dan sekal. Ah…, setiap kali aku melihat tubuhnya, pasti pandanganku terarah ke pantatnya. Ingin rasanya kupendamkan kontolku ini kedalam pantatnya. Kalau aku berada didekatnya, kontol ini terasa digelitiki dan ingin rasanya aku ngocok didepannya. Sayangnya, aku tidak mempunyai kesempatan untuk itu ! Akhirnya aku punya niat untuk mengundang Nining untuk tidur dirumahku. Melalui istriku, kami mengundang Nining untuk menginap dirumah kami. Mungkin dalam benak Ning, mengapa tidak, toh tidur dirumah kakaknya sendiri. Pada tgl 11-08-2006, Nining akhirnya datang. Dan sekedar formalitas, kami ngobrol diruang TV.
Setelah sekian lama ngobrol akhirnya kami terfokus hanya menonton TV. Nining duduk dibawah dengan posisi kepala bersandar dijerjak jendela samping. Ah…, posisi yang aku tunggu-tunggu. Aku kemudian kesamping rumahku, kulihat jarak kepala Ning yang bersandar dengan letak kaca nako begitu dekat. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku lihat jam menunjukkan pukul 22:12 saat aku mulai ngocok dibelakang kepala Ning dengan pembatas kaca nako yang apabila Ning menoleh kebelakang, pastilah dia dapat melihat kontolku yang sedang aku kocok. Nikmat juga rasanya ngocok saat itu. Walau tidak seluruh keindahan tubuh Ning dapat aku lihat, tapi banyak juga mani yang keluar saat itu.
Hari ini tgl 08-10-2006, aku tidur dirumah mertuaku. Otomatis Inung dan Nining ada disana juga. Saat itu aku hanya mencoba mencari kesempatan. Jujur, sebenarnya aku tidak tahu kesempatan yang bagaimana yang akan aku dapatkan. Sebelum tidur, Inung dan Nining menawarkan kepadaku untuk tidur didalam kamar saja bersama istriku. Karena kamar tidak mencukupi, mereka berdua mau tidur diluar. Sengaja aku tolak saran yang mereka buat. Dengan alasan aku sedang kegerahan, aku minta mereka saja yang tidur dikamar sementara aku tidur diluar. Lama mereka terus-terusan menawarkan hal itu kepadaku, sampai akhirnya mereka menyerah. Inung tidur dikamar depan bersama adik iparku yang laki-laki dan mertuaku. Sementara Nining tidur dikamar tengah bersama istriku. Otak kotorku sudah mulai berjalan dengan posisi Ning yang mau tidur menemani istriku, tapi aku belum menemukan ide. Sampai akhirnya, jam 02:00 istriku keluar dari kamar dan menemaniku tidur diruang tamu. Ah…, kesempatan ni…! Dengan beralasan ingin mengisi baterai HP akhirnya aku tinggalkan istriku tidur diruang tamu sendirian, sementara aku masuk kekamar sambil membawa HP sebagai alasanku. Wuih…, kamar tengah mempunyai 2 tempat tidur, dan rupanya Nining tidur ditempat tidur yang nomor dua, tanpa kelambu.
Dia memakai celana training ketat yang otomatis menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Pepek pantatmu Ning…, montok, sekal dan begitu menggairahkan. Posisi tidur Ning miring menghadap tembok. Ah…, montoknya pantatmu… begitu puasnya aku menikmati keindahan tubuh Ning. Kemudian aku menarik bagian depan celana pendekku kebawah, aduh…, kontolku sudah tak sabar rupanya untuk dikocok. Jam menunjukkan pukul 02:32 saat dengan perlahan sambil ngocok aku mendekati Ning. Dan dengan jarak kurang dari ½ meter aku berdiri disamping Ning dengan tetap ngocok sambil terus menikmati keindahan tubuhnya, memandang cantiknya wajah Ning, teteknya yang begitu gempal, apalagi pantatnya. Ah…, nikmat sekali ngocokku saat itu. Begitu banyak mani yang keluar. Seandainya saat itu aku punya kekuatan untuk menarik celana Ning, mungkin sudah aku lakukan.
Nurdiana atau yang biasa aku panggil Inung adalah adik iparku, kakaknya Nining. Sebenarnya, keindahan tubuh Inung masih banyak kalahnya dibandingkan Ning. Kalau Nining tubuhnya sekal, montok pantatnya. Dibandingkan Inung, dia kurus, hanya teteknya yang nampak sedikit padat. Tapi kalau kupikir lebih lanjut, sebenarnya aku punya banyak kesempatan untuk dapat ngocok didekatnya. Sampai pada tgl 17-11-2006, jam 23:00 saat aku jemput Inung pulang kerja, aku punya niat ingin ngocok dibelakangnya. Sebenarnya kesempatan itu sudah ada, karena Inung mau mengemudikan motorku. Dan aku berada diboceng belakangnya dengan posisi kontol yang sudah aku keluarkan dari resleting celanaku, siap untuk dikocok. Tapi entah mengapa aku berubah pikiran dan tidak melakukan apa yang tadinya aku rencanakan. Pepek Inung, aku merutuki kenapa aku berubah pikiran saat itu !
Wah…, kesempatan datang lagi ! Hari ini tgl 22-11-2006, Inung meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. He..he..he.., dalam hati aku tertawa, sekumpulan ide sudah ada dibenakku. Sebelum aku pergi untuk menjemput Inung, sudah aku persiapkan hal-hal yang akan menjadi pendukung rencanaku. Sengaja aku pake jaket panjang, dan kontolku sudah aku keluarkan dari resleting celanaku semenjak aku berangkat tadi. Tak lama waktu aku untuk menunggu Inung keluar dari tempat kerjanya. Sebelum Inung naik diboncenganku, aku katakan pada Inung kalau saat ini aku sedang tak enak badan. Dan kuminta Inung untuk mengemudikan motorku. Inung mau ! Kemudian aku katakan lagi kalau kita akan pindah posisi dijalan Gaharu saja, karena disana jalanan sepi, tak mungkin ada polisi. Inung oke saja kelihatannya. Setelah sampai dijalan Gaharu, didepan PT. Telkom kami berpindah posisi. Inung sekarang yang bawa motorku. Kemudian aku duduk dibonceng belakang Inung sambil menyingkapkan jaketku dan karena kontolku sudah ereksi langsung saja aku kocok. Biar Inung tidak curiga, sengaja aku ajak Inung ngobrol dan tangan kiriku juga tak henti-hentinya ngocok’i kontolku. Ngobrol sepanjang jalan, tapi bukan itu tujuanku. Selama ngobrol tak henti-hentinya aku memperhatikan bagian belakang tubuh Inung untuk mencari keindahan tubuhnya. Dapat dibayangkan betapa dekatnya jarak kontol yang kukocok ini dengan tubuh Inung ! Keadaan juga membuat aku begitu leluasa ngocok langsung dibelakang Inung. Jalan M. Basri, Alfalah, Mustafa, Bilal, Cemara dan Bengkel adalah jalan yang begitu sepi.
Puas rasanya dengan keleluasaan itu. Tapi seandainya inung cermat, pasti Inung dapat merasakan gerakan-gerakan yang terjadi saat aku ngocok dibelakangnya. Tapi entahlah, apakah Inung tahu kalau aku ngocok saat itu dan dia sengaja pura-pura tidak tahu aku tak perduli ! Akhirnya sekitar 50 m sebelum pajak Bengkel aku nembak begitu banyak mani. Untungnya saat nembak, sengaja aku tahan muncratan maniku itu dengan tangan kananku. Belepotan mani tangan ini jadinya ! Aduh…, aku sempat bingung mau aku lap kemana mani ini. Posisi kami sudah hampir sampai kerumah, dan tiba-tiba aku teringat kalau aku bawa sarung tangan yang aku letakkan disaku kiri jaketku. Buru-buru aku lapkan mani ini disarung tanganku karena kami sudah berada didepan gang rumah kami. Ah…, begitu nikmat ngocok langsung dibelakang Inung. Sebenarnya setiap kejadian aku catat waktunya melalui jam Hpku. Awal aku mulai ngocok sampai aku nembak mani dibelakang Inung adalah antara jam 23:32 - 23:46. Jadi, selama 14 menit aku ngobrol sambil ngocok sepanjang jalan dibelakang Inung ! Ah…, Inung…Inung…, makasih ya sudah menemani aku ngobrol selagi aku ngocok…
Kejadian yang sama terjadi lagi pada Inung. Tanpa sungkan tgl 26-11-2006 dia meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. Kalau aku oke-oke saja… karena hal ini merupakan kesempatan bagiku yang tak mungkin aku sia-siakan. Kalau kemarin aku pakai jaket, sekarang tidak. Aku cuma pakai baju biasa yang nantinya akan aku jadikan alasan. Dijalan setelah Inung aku bonceng, aku katakan kok tiba-tiba aku merasa kedinginan. Lalu aku katakan lagi pada Inung, mau gak bawa motorku. Inung mau ! Kemudian aku belokkan motorku ke jalan Gaharu dan kami bertukar posisi disana. Wuih…, kontolku sepertinya sudah tak sabar untuk dikocok. Setelah aku duduk dibelakang Inung, aku singkapkan bajuku ini dan langsung ngocok. Seperti yang kemarin, biar Inung tidak curiga, aku ajak inung ngobrol. Tapi sepertinya Inung mulai curiga dengan gerakan-gerakan yang terjadi selama dalam perjalanan kami. Sesekali kulihat Inung melirik kekaca spion. Walau sepanjang jalan M. Basri, Alfalah, Mustafa, Bilal, Cemara dan Bengkel yang kami lalui itu kami isi dengan ngobrol dan tanganku kananku juga tak berhenti ngocok’i kontolku, sepertinya Inung sangat grogi membawa motorku. Aku belum pernah merasakan Inung bawa motor seperti ini sebelumnya. Karena Inung sudah lama mahir dalam mengendarai motor. Atau Inung saat itu tahu kalau aku ngocok ?
Pepekmu Inung, aku tidak perduli, apa dia tahu atau tidak. Karena bagiku saat itu adalah menikmati setiap sentakan kocok’an dikontolku sambil menatap tubuh Inung dengan penuh birahi. Tak aku perdulikan kegrogian Inung. Aku tetap terus ngocok dibelakangnya. Saat aku melihat kontolku yang aku kocok ini dengan tubuh Inung, ah…, begitu dekatnya…! Aku nembak begitu banyak mani tepat saat kami berada dipajak Bengkel. Untungnya maniku itu aku tahan dengan tangan kiriku, kalau tidak pasti maniku itu mengenai baju Inung, karena begitu dekatnya jarak kontolku yang kukocok dengan tubuh Inung. Tapi walau bagaimanapun juga tetap aku memperhatiakan baju Inung, kalau-kalau maniku itu nempel dibajunya. Aku tandai waktu awal aku ngocok langsung dibelakang Inung sampai aku nembak mani adalah antara jam 23:47 - 00:01. Ah…, puasnya aku… Jadi selama 14 menit aku ngobrol dan ngocok langsung dibelakang Inung. Makasih ya Inung…, puas rasanya birahi ini. Oh ya…, seandainya Inung memperhatikan bagian depan bajuku sewaktu kami sudah sampai dirumah, pasti Inung dapat melihat kalau bajuku basah, karena aku melap maniku dibajuku sendiri.
Semakin dekat aku dengan kedua adik iparku, semakin banyak imaginasi yang ada dalam benakku. Begitu banyak waktu saat ini untuk aku tetap berada dekat dengan kedua adik iparku itu. Hari ini tgl 16-04-2007, adalah hari yang benar-benar nekat bagiku. Terkadang keisenganku membuahkan kesempatan yang selama ini aku tunggu-tunggu. Secara tak sengaja aku lihat didinding kamar tengah ada bolongan yang tembus ke kamar depan, yaitu kamarnya Inung dan Nining. Aku iseng ngintip melalui lubang itu dan kudapati Inung sedang tidur disana. Kuamati wajah Inung secara mendalam. Ternyata lumayan juga wajah si Inung. Kemudian aku berfikir, kalau ini merupakan kesempatan bagiku. Tapi apakah tidak terlalu riskan ? Aku punya rencana untuk masuk kekamar Inung dan ngocok didepannya. Lama aku berfikir, mencari kemungkinan-kemungkinan yang dapat saja terjadi kalau aku nekat melakukan rencanaku. Akhirnya, setelah aku yakin dengan kondisi saat itu, perlahan aku keluar dari kamar dan kemudian aku berada didepan pintu kamar Inung. Kusingkapkan tirai pintu kamarnya dan kudapati Inung masih pada posisinya, yaitu tubuhnya miring kekanan dan wajahnya tepat menghadap ke arah pintu.
Dan untuk menjaga segala kemungkinan, kemudian aku mengambil sapu yang nantinya dapat aku jadikan alasan bila rencanaku diketahui, mungkin aku bisa beri alasan kalau aku sedang nyapu. Ok…, semua aman, kemudian aku singkapkan tirai pintu kamarnya dan aku berdiri didepan pintu sambil ngocok, memandangi wajah Inung, menelusuri setiap lekuk tubuh Inung. Tetek Inung lumayan padat, ah…, jadi kepingin ni nenen diteteknya…
Saat itu aku ngocok didepan Inung dari jam 07:29-07:30. Memang hanya 1 menit, tapi mani ini begitu banyak yang keluar sampai ada yang berceceran dilantai kamar Inung. Ah…, benar-benar nekat. Karena seandainya Inung membuka matanya sedikit saja, pastilah dia dapat melihat aku ngocok didepannya. Pada waktu berangkat kerja, Inung minta diatar olehku, dan sewaktu dijalan kami singgah ditoko roti, katanya buat teman-temannya, karena hari ini Inung berulang tahun. Selama dalam perjalanan, tak henti-hentinya aku membayangkan saat aku ngocok didepannya tadi pagi. Selamat Ulang Tahun Buat Inung, hadiah yang dapat aku berikan untukmu hanyalah ngocok didepanmu tadi pagi…..!
Malam ini tgl 22-04-2007, secara tak sengaja aku bisa secara langsung ngocok dibelakang Nining. Tak kuduga kesempatan ini datang tiba-tiba. Sebenarnya waktu itu aku hanya mau main games diruang tamu. Tapi kulihat Nining berada didepan pintu kamarnya sedang menyetrika pakaian dan posisinya duduk dilantai membelakangi kursi tamu. Kesempatan emas yang tak mungkin aku tolak ! Karena saat itu aku hanya memakai sarung, kemudian aku kekamar mandi untuk mengeluarkan kontolku dari sempak. Aku pura-pura sibuk main HP, tapi sebenarnya pandangan mataku tak pernah lepas dari tubuh Ning. Ah…, begitu montoknya kau Ning… Sambil curi-curi kesempatan selama aku menikmati keindahan tubuh Ning, tanganku mulai meraba-raba kontolku, biar ereksi. Tak butuh waktu lama untuk membuat kontolku ereksi.
Kemudian dengan gerakan yang sangat tenang aku menyingkapkan sarungku dan ngocok dibelakang Ning. Entah kenapa, aku begitu cuek ngocok dibelakang Ning. Padahal jarak aku duduk ngocok dengan posisi Ning kurang dari 3 meter ! Apalagi posisi tubuh Ning bergeser dari membelakangi aku, kini posisinya menjadi kesamping. Otomatis kalau Nining melirik sedikit saja kesamping, pasti dapat melihat aku ngocok ! Dan pastinya aku tidak punya kesempatan untuk menutupi kontolku yang sedang aku kocok. Dari jam HP dapat aku lihat bahwa aku mulai ngocok dibelakang Ning pada jam 22:42-22:45. Waktu yang cukup lumayan bagiku, 3 menit ngocok secara langsung dengan kondisi seperti itu !
Malam ini tgl 08-05-2007, kak Mami datang dari Aceh bersama keluarganya. Wah…, jadi ramailah rumah mertuaku. Mana kamar kami sedikit. Tapi aku masa bodo aja…, aku dan istriku tidur dikamar tengah. Dan kudengar akhirnya kak Mami dan keluarganya tidur dikamar depan. Tengah malam aku keluar kamar dan kudapati Inung dan Nining tidur diruang TV. Tampak sangat pulas tidur mereka berdua. Aduh…, kontolku jadi ereksi ni… Ini merupakan kesempatan besar bagiku untuk dapat ngocok langsung didepan kedua kakak beradik itu. Dan aku tahu, kesempatan ini tak mungkin dapat terulang untuk kedua kali. Posisi tidur Inung dan Nining juga sangat strategis. Mereka seperti membentuk huruf “L”, dimana kepala Inung berada dibagian kaki Nining. Tanpa menunggu waktu yang lama, kemudian aku singkapkan kain sarungku, lalu aku ngocok berdiri diatas kepala Inung sambil menghadap kearah Nining. Silih berganti kupandangi wajah dan tubuh kedua kakak beradik itu. Ah…, montoknya kau Ning… dan sekalnya tetekmu Inung… Begitu santai aku ngocok didepan mereka berdua. Posisi aku berdiri ngocok tepat diatas kepala Inung. Dan juga tepat dihadapan Nining. Sebenarnya resiko yang aku pertaruhkan sangat besar, karena seandainya Nining terbangun, pastilah dia akan melihat aku ngocok dengan sarung yang kusingkap keatas. Apalagi Inung !
Kalau dia terbangun saat itu, yang nampak pertama kali olehnya adalah kontolku yang sedang aku kocok ! Karena posisi aku ngocok tepat berada diatas kepala Inung. Kondisi saat itu juga sangat riskan, karena kak Mami ada dikamar depan yang tak mempunyai pintu. Kalau kak Mami keluar kamar, pasti aku tidak dapat mengetahuinya. Aku ngocok sampai nembak begitu banyak mani mulai dari jam 02:00-02:03, selama 3 menit terpuaskan birahiku didepan kedua kakak beradik itu. Makasih ya Inung dan Nining…, kalau kalian berdua bersedia aku giliri, mungkin sepanjang hari aku akan menggiliri kalian berdua sampai kalian berdua benar-benar puas. Dan untuk Nining, selain pepekmu yang akan aku giliri, pantatmu juga pasti tidak akan luput dari sasaran kontolku ! Ah…, montoknya pantatmu Ning…
Ye…, pagi-pagi tgl 03-06-2007, Inung sudah tertidur diruang TV ! Anak gadis pagi-pagi masih tidur ? Tapi ada bagusnya juga, karena ini merupakan kesempatan bagiku. Setelah aku lihat kondisi sudah memungkinkan, pada jam 07:18 aku mulai membuka resleting celanaku dan akhirnya aku ngocok berdiri dibelakang Inung yang sedang tidur. Saat aku ngocok, sebenarnya Inung tampak gelisah dalam tidurnya. Aku masa bodo ada, tak henti-hentinya pandanganku tertuju pada tiap lekuk tubuh Inung yang sedang tidur dan membayangkan kenikmatan tubuhnya seandainya kontolku ini berada dalam pepeknya. Sebenarnya saat aku akan nembak mani, aku ingin menembakkannya ke tubuh Inung, tapi karena Inung gelisah dalam tidurnya, aku urungkan niat itu dan kutampung maniku dengan tangan kiriku.
Inung lagi…, Inung lagi… Pagi ini tgl 22-09-2007, kudapati Inung sedang tidur diruang TV. Posisi tidurnya terlentang, bagai minta untuk ditindih. Karena suasana sunyi, kemudian aku keluarkan kontolku ini dan ngocok didepannya dengan jarak kurang dari 1 m. Tapi saat aku ngocok, sepertinya aku tidak begitu tenang. Karena jujur, aku tak tahu apakah Inung memang tidur atau hanya tidur-tiduran saja. Tapi tak penting bagiku ! Karena terpuaskan juga birahi ini dengan ngocok didepan Inung sampai aku nembak begitu banyak mani. Yang membuatku begitu birahi pada Inung adalah saat ini kulihat tetek Inung semakin montok saja. Dari jam 08:09-08:11 aku ngocok sampai aku nembak mani didepan Inung. Ah…, bertambah montok tetekmu Inung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar