Senin, 25 Agustus 2008
KISAHKU
Kisah ini dimulai pada waktu aku masih berpacaran dengan Tomi.
Sebut saja namanya demikian. Tomi tinggal di luar Jakarta di mana tempat
orangtuaku juga tinggal. Aku memang hidup merantau di Jakarta demi mencapai
sebuah gelar sarjana. Pada setiap awal liburan aku sangat menikmatinya karena aku
sudah tak sabar 'tuk segera pulang dan menemui kekasihku tsb.
Aku selalu membayangkan untuk bisa bercinta atau bercumbu rayu dengan
kekasihku. Tapi itu tak pernah terlaksana. Bagaimana bisa dilakukan setiap Tomi
datang bersama teman-teman kantornya. Bukannya aku tak senang dengan hal tsb
tetapi mau gimana lagi. Aku hanya bisa bermimpi bercumbu dengannya. Menciumi
bibirnya, pipinya, lalu perlahan ke leher hingga ke dadanya. Aku telusuri tiap lekuk
tubuhnya dengan usapan-usapan lembut ujung jariku mencari daerah erotis yang
dimili- kinya. Hingga berakhir di bagian bawah pusarnya, daerah yang bagiku rawan
dan sensitif. Aku benar-benar penasaran bagaimana rupa dan rasa
dari junior kecil di dalam sana? Aku seh taunya hanya dari film-film yang kutonton
doang. Perasaan dalam dadaku begitu menggebu-gebu untuk bisa menggenggam
erat batang junior dan mengurut perlahan-lahan. Aku elus junior dengan kasih
sayang bagaikan seorang ibu membelai buah hatinya. Ku urut junior dari ujung
kepala hingga pangkal dan sampai ke buah pelirnya. Oohhh... God... begitu indah
dan nikmat ketika buah pelir tsb berada digenggamanku, terasa kenyal. Membuat
nafasku memburu dan ingin segera ku lumat. Bulu-bulu sekitar buah pelir
menggelitik bibir dan pipiku ketika aku kulum dengan lembut. Terdengar erangan
dari Tomi yang begitu membangkitkan gairahku. Aku basahi batang junior dengan
ujung lidahku agar tampak licin dan mengkilap. Perlahan-lahan kumasukkan ujung
junior ke dalam mulutku. Hingga hampir mencapai pang- kalnya. Mulai aku hisap
dengan nikmat junior sambil merasakan sensasi yang menjalar di sekitar tubuhku.
Rintihan-rintihan dan erangan Tomi membuat aku semakin menggila. Aku sengaja
mengatur ritme kocokan dalam mulutku. Terkadang kubuat perlahan-lahan tapi pasti
semakin lama semakin cepat dan dalam. Aku lakukan hal tsb berulang-ulang, hingga
tampak urat-urat yang menonjol pada batang junior begitu terasa di liang-liang
mulutku. Aku benar-benar menikmatinya. Hingga saat yang ditunggu-tunggu tiba
ketika ujung junior memuntahkan isinya. Aku tidak ingin melewatkan hal tsb. Aku
ingin rasakan obat yang kata orang tuk awet muda. Tak kusisakan sedikit pun isi
junior tsb hingga lelehan terakhirnya pada ujung junior aku sedot sampai habis. Aku
merasa
mencapai kenikmatan luar biasa bila mengalami hal tsb. Tetapi ternyata itu hanya
khayalanku semata bersama Tomi.
Aku berharap liburan kali ini segala impianku tercapai. Sesuai dengan rencana
seluruh keluarga akan berlibur ke luar kota. Dengan begitu aku bisa bebas bergerak
dalam rumah. Akhirnya ku telpon Tomi dan mengabarkan kalau aku telah tiba.
Keesokan harinya Tomi datang bersama teman-temannya. Seperti biasa kami
menanyakan khabar masing- masing dan sedikit beramah-tamah. Sebagai tuan
rumah yang baik aku melayani tamu-tamuku. Sekitar 15 menit kemudian teman-
teman Tomi pamit pulang dengan alasan akan masuk kantor pagi itu. Kebetulan
Tomi sedang mengambil cuti selama beberapa hari mengingat liburanku pun hanya 2
minggu. Aku bersorak dalam hati. Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba. Setelah
berbasa-basi sebentar aku antarkan mereka keluar. Aku merasa bebas lepas, bisa
menyalurkan hasratku pada Tomi.
Tapi aku berpikir apa ini saat yang tepat untuk melakukan hal tsb atau hanya akan
menjadi pelampiasan nafsu semata? Aku menunggu begitu lama 'tuk menantikan
saat-saat seperti ini dengan melakukannya terha- dap orang yang aku sayangi. Aku
menjadi bimbang sejenak. Akhirnya kuputuskan untuk membiarkan semua berjalan
apa adanya, tanpa ada paksaan apa pun. Kalau memang hari ini aku siap kehilangan
keperawa- nanku itu aku lakukan bersama kekasihku. Dan mungkin hari ini juga
pengetahuan aku tentang sex bisa aku praktekkan bersama Tomi. Dan aku ingin
pula merasakan tubuhku disentuh dan dicumbui lelaki. Sebetulnya pengetahuanku
tentang sex sangat minim, aku hanya membaca lewat CCS bung Wiro dan film-film
yang kutonton.
Aku tak mau membuang waktu lagi. Segera ku ajak Tomi ke belakang untuk
menonton film yang sengaja telah aku sewa. Kami duduk berdekatan sembari
tangannya merangkul tubuhku dengan mesra. Dapat kuciumi aroma tubuhnya begitu
menggoda dan menggairahkan. Aku sengaja merapatkan bagian dadaku ke arah
tubuhnya dan ku gesek perlahan-lahan. Tanganku pun tak lupa memainkan
perannya dengan mengusap lembut bagian pahanya secara memutar-mutar.
Bergerak naik turun dan perlahan-lahan menuju ke arah selangkangannya. Gerakan-
gerakan tsb aku lakukan berulang-ulang, begitu juga gesekan-gesekan payudaraku
ke tubuhnya. Aku memperhatikan reaksi tubuhnya apakah menerima tiap
rangsangan yang aku beri. Ternya- ta aku tak bertepuk sebelah tangan. Gayung
bersambut. Tomi pun ikut aktif mengelus punggungku perlahan-lahan kemudian
turun ke arah perut, paha dan menuju selangkanganku. Sentuhan dan usapan
lembut tangannya pada daerah mahkotaku begitu menimbulkan sensasi yang
dahsyat. Urrrgghhh....... Aku mengerang perlahan. Kupejamkan mata dan
menikmati setiap gerakan tangannya yang menelusuri lekuk tubuhku. Tomi
kekasihku yang pertama kali menyentuh tubuhku. Begitu kubuka mata kutatap sorot
matanya yang tajam bagaikan elang menyambar mangsanya. Mata merupakan
bagian tubuh yang kusuka dari Tomi. Dari sorot matanya terpancar kasih sayangnya
padaku. Begitu bibirnya mendarat dibibirku dan dikecupnya perlahan. Aku pun hanya
mengikuti insting dengan membalas kecupannya.
Lagi-lagi Tomi kekasihku yang telah pertama kali mencium bibirku. Aku begitu
bahagia bisa merasakan hal itu semua. Ketika lidahnya menyeruak masuk ke dalam
mulutku aku hanya diam menikmatinya. Kupejamkan mata agar lebih menghayati
tiap detik yang aku lewatkan bersamanya.
Lidahnya menari-nari di dalam liang mulutku begitu juga kedua tangannya tak luput
meremas bongkahan pantatku dengan gemas. Dan bergerak secara perlahan ke atas
mencari-cari sepasang bukit kembar. Diremasnya perlahan dan digenggam
bongkahan payudaraku tsb dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya
menjalani tugasnya dengan mengelus halus daerah selangkanganku. Gerakan-
gerakannya begitu lembut. Nikmat tiada tara tak bisa aku lukiskan pada saat itu.
Aku hanya bisa terpejam dan menikmati segala perlakuan Tomi terhadapku.
Tanganku sekali-kali mengelus rambutnya dan punggungnya sambil mengerang lirih.
Aku merasakan perasaan sayang yang amat mendalam. Entah aku tak tahu
perasaan apa yang berkecamuk pada diri Tomi waktu itu. Akhirnya Tomi
membaringkanku dan mengangkat bajuku sedikit. Tomi mulai mengecup lembut
perutku perlahan sambil menarik bajuku ke atas. Tampaklah sepasang bukit kembar
yang ditutupi bra putih. Aku begitu terangsang melihat keadaanku yang pasrah tak
berdaya tanpa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Apalagi ketika Tomi
membuka pengait bra, terlihatlah payudaraku yang mencuat ke atas. Dengan tak
sabar Tomi segera mengecup lembut kedua bukit kembarku bergantian. Aku merasa
geli dan nikmat ketika pentilku tersentuh bibirnya. Mulailah Tomi mengulum dan
menghisap payudaraku sebelah kanan. Aku merasa melayang, nikmat sekali. Aku
melihat pemandangan yang indah. Tomi seakan kehausan dengan lahap ia melumat
habis payudaraku. Uuuurggghh... eranganku semakin menjadi. Aku hanya meremas-
remas rambutnya dan mendorong kepalanya agar lebih mendekat dan merapat ke
arah dadaku. Untuk teman-teman ketahui payudaraku berukuran 34A. Lumaya gak
seh? Begitu nikmat.
Tak bisa aku ukir dengan kata-kata pengalaman pertamaku dicumbui seorang lelaki
yang amat kusayangi. Tomi tak melewatkan payudaraku sebelah kiri dipilin-pilinnya
puting hingga mencuat ke atas. Aku benar-benar di buat gila waktu itu. Dilahap dan
dilumat ke dua bukit kembarku. Payudaraku terasa nyeri dan ngilu tetapi itu semua
tidak begitu ku rasa dibandingkan nikmatnya.
Tomi mulai bergerak turun. Ujung jarinya mengusap lembut sekitar pahaku.
Perlahan-lahan ia menyingkap rokku. Dadaku berdegup kencang apakah Tomi akan
melakukannya? Ternyata tidak. Ia hanya mengusap-usap mahkotaku dengan
lembut. Kami hanya melakukan petting. Digesekkannya junior ke arah mahkotaku.
Perbuatannya telah membuat aku merasa geli- geli enak dan nikmat. Tangan-
tangannya pun ikut meremas-remas payudaraku dan dilumatnya lagi secara
bergantian. Permainan tsb tidak berlangsung lama karena terdengar ketukan pintu.
Kami pun bergegas membenahi pakaian dan merapikan diri. Setelah kulihat ternyata
teman-temanku datang berkunjung. Dengan terpaksa kami tidak melanjutkan
permainan. Aku merasa bersyukur Tomi tidak melakukan hal yang lebih jauh lagi. Ia
telah mengenalkanku pada dunia baru. Dunia di mana aku selalu impikan walau tak
sempat aku merasakan juniornya. Setiap hari Tomi datang kami pun melakukannya
lagi sama seperti saat pertama kali, Entah itu di ruang tamu, ruang TV maupun
dapur. Kami melakukannya tanpa sepengetahuan teman-temanku yang menginap di
rumah. Kegiatan yang sembunyi-sembunyi tsb membuatku semakin bergairah dan
terangsang.
Tetapi ketika rumah dalam keadaan sepi justru membuat gairahku agak menurun,
sampai sekarang pun aku masih melakukan hal tsb. Dengan adanya perasaan
tegang takut ketahuan membuat gairahku menggebu-gebu.
Saat terakhirku bersama Tomi telah tiba karena beberapa hari lagi aku mesti balik ke
Jakarta. Aku merasa sedih akan berpisah dengannya.
Seperti biasa Tomi datang ke rumah dan kami pun melakukannya lagi.
Tapi kali ini Tomi melakukan sesuatu hal berbeda dari yang kemaren.
Dimasukkan jarinya ke dalam mahkotaku. Pada saat itu aku merasa takut yang amat
sangat tapi tak kuasa menolaknya. Tomi begitu pandai membuatku terhanyut dan
terlena dalam pelukannya. Aku sendiri menikmati setiap rangsangan yang
diberikannya padaku. Tetapi pada saat yang sama aku merasa tidak nyaman dengan
ke-2 jarinya yang memasuki liang mahkotaku. Waktu itu perasaan takut dan nikmat
tiada tara bercampur jadi satu. Aku hanya pasrah dengan perlakuannya padaku. Aku
takut mengecawakannya bila aku menolak perbuatannya. Jarinya yang menyeruak
masuk ke dalam liang mahkotaku membuat rasa takut. Akankah keperawananku
hilang hanya dengan 2 buah jari? Aku hanya ingin membuat Tomi merasa puas,
karena impianku tuk mengulum juniornya tidak berani aku lakukan. Aku hanya
membantu mengocok juniornya. Dengan usapan lembut ku urut batang juniornya
perlahan-lahan dan semakin lama semakin kupercepat kocokannya. Sensasi yang
kudapat kali ini berbeda dengan kemaren-kemaren entah karena perasaan nikmat
tiada tara dicampur dengan rasa takut. Tomi melumat habis payudaraku secara
bergantian, dimainkannya putingku dengan memilin-milinnya dan diremas-remas
bagaikan anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Terkadang aku mengerang,
tetapi Tomi tak pernah membiarkan aku mengerang keras dengan segera ia
mendaratkan ciuman ke bibirku agar menyuruhku diam. Memang setiap permainan
yang kita lakukan sangat beresiko diketahui teman-temanku.
Untuk itu kami sengaja berpindah-pindah tempat untuk menghindari mereka.
Sehingga Tomi pun kadang mengingatkan agar memperkecil volume lirihanku.
Akhirnya aku terbiasa diam dan menikmati permainan tsb.
Setelah peristiwa terakhir dengan Tomi hubunganku dengannya berakhir dengan
tidak baik. Aku tak tahu jelasnya mengapa sejak peristiwa itu ia selalu menjauh dan
menghindar dariku. Aku merasa kecewa dan terhina dengan perbuatannya. Tomi
cowok yang aku sayangi berbuat hal yang tidak seharusnya dilakukan seorang lelaki
sejati. Kedua abangnya dan teman-temannya mencoba mencari tahu apa yang
terjadi di antara kami. Aku hanya bilang tidak terjadi apa-apa dan tak tahu apa yang
diinginkan Tomi sebenarnya. Walau bagi teman-teman dan saudara- saudaraku
perlakuan Tomi sangat tidak bertanggung jawab. Tapi aku tidak merasa benci
kepadanya, aku berterima kasih padanya telah mengenalkan padaku apa yang
namanya sex. Rasa ingin tahu ku terpuaskan. Aku juga bersyukur batang juniornya
belum sempat memasuki liang mahkotaku.
Hanya 2 jarinya yang telah mencicipi lebih dahulu. Dan itu masih pertanyaan besar
pada diriku apakah aku masih perawan? Hingga sekarang aku masih belum
mengijinkan pacarku yang sekarang tuk memasukkan batang juniornya ke dalam
liang mahkotaku. Sebelum aku yakin dengan statusku apakah masih perawan atau
tidak. Untungnya aku mendapatkan seorang kekasih yang bisa menerimaku apa
adanya. Aku begitu bahagia bisa mendapatkan pengganti Tomi. Tapi aku juga masih
bertanya-tanya pada diri sendiri mengapa setiap berhubungan dengan Tomi dan juga
dengan pacarku yang sekarang aku masih belum bisa mencapai yang namanya
orgasme. Padahal aku bisa menikmati rangsangan dan sensasi yang menjalar di
setiap tubuhku. Apakah karena suasana yang masih belum mendukung? Atau waktu
yang diperlukan untuk mencapai orgasme kurang lama atau intens? Atau ada
sesuatu yang salah pada diriku? Aku masih belum bisa menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan tsb. Ada yang bisa bantu aku menjawab dan mencari jalan
keluarnya? Kebetulan aku dan pacarku yang sekarang hanya dapat bertemu setahun
2 kali.
Sekitar seminggu sejak kejadian terakhir dengan Tomi aku benar- benar putus
hubungan dengannya. Dan aku kembali ke Jakarta dengan perasaan hampa, tetapi
perasaan tsb kini telah terisi dengan kehadiran Fery. Fery segalanya bagiku, ia
cowok pertama yang mengajakku menginap di hotel. Waktu itu kami menginap di
daerah Ciembeuluit. Teman-teman
pasti tahu hotel mana yang aku maksud, tempatnya begitu romantis, nyaman dan
terpencil. Tetapi pada saat pertama kali Fery menciumku tiba-tiba bayangan Tomi
muncul sekilas. Dan aku membayangkan kembali saat-saat bersama Tomi. Aku tak
ingin mengecewakan Fery kekasihku, segera aku hentikan ciumannya dengan
berpura-pura tertawa karena geli.
Padahal di dalam hati aku memaki-maki Tomi, kenapa ia muncul pada saat aku ingin
menikmati dan memulai lembaran baru bersama Fery. Akhirnya aku mulai bisa
melupakan Tomi sedikit demi sedikit. Untuk teman-teman ketahui dengan
memandang atau memikirkan Fery saja sudah membuatku terangsang dan
bergairah. Bila berjalan-jalan dengannya tiba-tiba aku remas juniornya dengan
perasaan gemas. Kadang aku juga sengaja tidak menggunakan bra agar bila
berpelukan dengannya dengan leluasa bergesekan pada tubuhnya. Aku juga sering
memintanya untuk meremas-remas kedua bukit kembarku. Terkadang aku minta
dengan manja tuk menyentuh dan mengelus mahkotaku dengan alasan terasa gatal.
Itu semua aku lakukan di tempat umum entah itu di Mal, di jalan, di kendaraan
umum, di motor, ataupun di mobil. Tentu saja tanpa sepengetahuan orang- orang.
Kekasihku merasa heran dan agak canggung dengan sifat-sifat nakalku. Ia merasa
baru kali ini memiliki seorang pacar yang menurutnya sangat agresif. Bagaimana
pendapat teman-teman? Untuk cerita selanjutnya lain kali aja ya!
Aku mohon maaf kisahku belum setaraf dengan mbak Sari atau penulis-penulis
lainnya. Kepada bung Wiro aku ucapkan terima kasih andai memuat kisahku ini. Aku
minta saran dan kritiknya dari teman-teman dan juga dari bung Wiro sendiri. Kepada
Tomi aku ucapkan terima kasih atas pelajaran sexnya. Dan untuk kekasihku Fery I
Love U Honey. Moga mereka tidak membaca kisah ini. Kisah ini mungkin tidak
semuanya aku tuangkan dalam kata-kata mengingat kemampuan penulis dan
pengalaman yang masih awam. Aku hanya mencoba menggambarkan perasaanku
pada saat itu. Semoga tidak menyinggung orang-orang yang aku cintai dan sayangi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar