Sabtu, 30 Agustus 2008

Sahabatku Levana

Nama saya Kartika, usia 25 tahun dengan tinggi 168 cm, berat 53 kg, asli orang 
bandung, kulit putih bersih, ukuran payudara saya yang 34C termasuk lumayan 
untuk gadis seusia saya. Pekerjaan saya manager operasional perusahaan terkenal 
di daerah saya. Saya ingin mengeluarkan gelisah hati yang saya pendam Fifima ini, 
mudah-mudahan saya bisa berbagi dengan pembaca sekalian. Saya dikantor 
mempunyai sahabat yang namanya levana, sering saya panggil Ana. Orangya supel, 
dan mudah bergaul, tingginya 172 cm/53 kg, dengan kulit putih mulus, maklum 
orang menado asli, 34B ukuran payudaranya. Saya mempunyai kelainan ini sejak 
masih gadis pas tinggal bersama kakak saya, mbak erni namanya. Kapan-kapan 
saya ceritakan sejarah lesbian saya, tapi saya juga suka cowok lho sama seperti 
gadis-gadis lain. Cuman saja hampir tujuh puluh persen saya menyenangi cewek, 
saya tidak mengerti mengapa saya begini, mungkin suatu saat saya bisa sembuh 
total ya?!. Saya sering jalan bareng ana kalo ada undangan karena saya belum ada 
pasangan, banyak sich cowok yang naksir, cuma saya masih enggan aja untuk 
berpacaran. Saya ingat betul awalnya pas bulan Agustus 2004, sehabis pulang 
kantor. 
"ka, sini sebentar" panggil ana pada saya sambil mendekatkan Mercynya.  
"ada apa na?" tanya saya heran pada ana.  
"boleh nggak minta tolong"  
"tolong apa"  
"itu lho, rumah saya khan sedang direnovasiâ¦"  
"terus"  
"mmh, boleh numpang nginep nggak dirumahmu" tanya ana ragu-ragu.  
"alaa, gitu aja nanya, boleh dong, sekarang?"  
"iya, boleh khan?" tanya ana sekali lagi meyakinkan dirinya sendiri.  
"udah nggak usah banyak omong, ayo jalan" perintah saya sambil tersenyum.  
"okey, trim's ya" 
Maka setelah ana mengambil baju sekedarnya, kita berdua meluncur ke rumah saya 
yang memang jauh dari kantor. Rumah saya mempunyai empat kamar, satu kamar 
untuk tamu dan kamar saya ditengah, saya tinggal sendiri karena orang tua saya 
tinggal di surabaya. 
"na, ini kamarmu ya" kata saya sambil menunjukkan sebuah kamar padanya diujung 
depan.  
"trim's ya" jawabnya sambil masuk melihat-lihat kamar.  
"tak tinggal dulu"  
"yaâ¦" jawabnya sambil lalu. Saya kemudian menuju kamar untuk mandi dan ganti 
baju, soalnya gerah sejak tadi, sedang asyik-asyiknya saya memilih BH, tiba-tiba 
ana masuk kekamar.  
"ehâ¦maaf ka, lagi pake baju ya" katanya kaget melihat masih memakai celana 
dalam berwarna merah dan belum mengenakan BH sama sekali.  
"oh ana, masuk na, nggak apa-apa kok" jawab saya sambil tersenyum melihatnya 
yang masih memandangi payudara saya yang termasuk besar dan montok.  
"wah, badanmu seksi juga ya"  
"tentu aja, abis saya rajin senam sich"  
"oh ya, ada film bagus nich, nonton yuk" ajak ana sambil menggandeng saya untuk 
nonton TV di ruang tengah.  
"bentar na, tak ganti baju dulu ya" jawab sambil memakai BH dan kaos longgar serta 
celana pendek.  
"tak tunggu yaâ¦"  
"ya" 
Kemudian levana sudah duduk didepan TV sambil makan camilan, sedang saya 
masih sibuk membereskan baju yang berserakan. Malam itu ana mengenakan daster 
kuning hingga kelihatan kulit lengannya yang putih mulus, kadang-kadang karena 
duduk kita yang mepet, ana tak sengaja menyenggol payudara saya hingga 
perasaan saya jadi tambah aneh. Mungkin karena acara Tvnya yang membosankan, 
saya jadi tak tertarik lagi, saya lebih tertarik memperhatikan ana saja. Ternyata ana 
yang memakai daster itu, sudah tidak memakai BH lagi hingga tonjolan payudaranya 
kelihatan mencuat keatas, mungkin karena kita sama-sama perempuan, jadi ana 
tidak malu-malu lagi, bahkan kadang-kadang kakinya dinaikkan kemeja hingga 
bawahan dasternya jadi tersingkap dan memperlihatkan celana dalamnya yang 
berwarna putih. Perasaaan saya jadi lain hingga saya memutuskan untuk kekamar 
dan berganti baju dengan daster tanpa memakai BH dan celana dalam, supaya 
tambah nyaman gitu kalo berdekatan dengan levana, sungguh levana itu gadis yang 
cantik seperti artis mandarin. Saya kembali keruang tamu dan membawa kaset DVD 
untuk saya tonton bersama ana, siapa tahu aja levana tertarik dengan filmnya dan 
pengin mmmhâ¦. 
"na, ganti ama DVD ya"  
"film apaan tuch"  
"ini, film romantis dari jepang, pengin liat nggak?"  
"ya, bolehlah, abis acaranya nggak ada yang menarik sich"  
"okey, duduk dekat sini" perintah saya pada ana untuk duduk disofa agar nyaman 
menonton film itu. Sebetulnya sich, itu film triple XXX dari jepang mengenai seorang 
gadis yang mencintai guru wanitanya dan mereka bersetubuh dan bercinta dengan 
gaya yang romantis dengan berbagai macam gaya. Volume TV dan AC saya perbesar 
hingga ana mepet dengan saya. Untung rumah sudah sepi karena pembantu sudah 
pulang semua dan lagian rumah saya besar, jadi volume suara TV yang besar itu 
tidak kedengaran lagi.  
"film BF ya" tanya ana tanpa menoleh pada saya.  
"tapi bagus lho, untuk pelajaran sex"  
"bagus, sich bagus, tapi saya jadi pengin nich" guman ana tak jelas karena napasnya 
yang makin berat dan diselingi suara orang  
bercinta dari TV yang makin kencang.  
"gimana kalo saya pegang susumu"  
"hush, ngaco kamu tika, kita ini sama-sama cewek tauuu" jawabnya sambil 
monyong, namun itupun menambah gairah saya makin tinggi.  
"daripada kamu megang sendiri, hayoooo" jawab saya tak mau kalah sambil meraba 
payudaranya.  
"jangan, tikaâ¦.janganâ¦" teriaknya keras karena kaget payudaranya saya pegang. 
Namun teriakannya tak membuat saya jera, bahkan kupingnya yang sensitip saya 
cium dengan lembut.  
"kurang ajar kamu, sstssâ¦."  
"mmhâ¦" 
Pergumulan saya dengan ana berlangsung seru, hingga beberapa menit levana 
masih memberontak, tetapi karena gairahnya sudah naik dan ditambah lagi dengan 
ciuman dan remasan saya pada daerah sensitipnya, akhirnya ana menyerah juga. 
Bahkan dengan sigap mencium bibir saya dengan ganas sambil meraba vagina saya 
yang sudah mulai basah sejak tadi.  
"sstâ¦mmhâ¦tungguâ¦" potong saya menghentikan ciuman dan serangannya ana.  
"hahhh, ada apa ka?"  
"buka dastermuâ¦" perintah saya menyuruhnya membuka daster, sementara saya 
yang telah membuka daster hingga bugil.  
"wah, susumu besar juga ya" kata levana kagum melihat payudara saya yang sudah 
tegak, sambil juga melepaskan dasternya, bahkan celana dalamnyapun ikut 
dilepaskan juga hingga kita sama-sama bugil. Dan kamipun kembali saling 
berciuman disofa tanpa mempedulikan Film jepang itu, saya mengambil inisiatip 
untuk memulai mencium payudaranya.  
"ssstsssâ¦ssstâ¦"  
"mmhâ¦ganâ¦tianâ¦" rintih ana karena tidak dapat menahan ciuman dan jilatan 
lidah saya pada payudaranya. Maka sayapun berganti posisi dengan ana yang 
menjilat payudara saya dengan semangat hingga vagina saya juga ikut dibelai, 
bahkan jari-jarinya yang lentik keluar masuk kedalam lubang vagina saya dengan 
cepat hingga saya orgasme yang pertama.  
"sstsssâ¦ssst⦠ 
"mmhâ¦enakâ¦na, cepetanâ¦sstsssâ¦" rintih saya karena tak tahan dengan 
permainan ana yang begitu hebat, bahkan ana sekarang mejilat vagina saya dengan 
liar hingga beberapa menit, saya semakin mendorong vagina saya kearah mulutnya 
yang sedang menghisap bagian dalam.  
"sstssâ¦pinggirâ¦nya..sstsâ¦yaâ¦"  
"yaâ¦sstssâ¦yang iâ¦tuâ¦" rintih saya terpatah-patah. Tiba-tiba levana 
menghentikan permainanya⦠ 
"ada apa na?"  
"kita coba yang kayak di film, mau khan?'  
"boleh ajaâ¦" jawab saya senang karena senang gaya enam sembilan. 
Gaya enam sembilan itu maksudnya saya yang berada diposisi atas menghadap 
levana yang berada di posisi bawah dengan saling menjilat vagina masing-masing, 
bahkan saking enaknya hingga kepala saya terjepit oleh levana yang rupanya juga 
orgasme yang pertama. Kami melakukan pergumulan itu disofa hingga dua jam dan 
rupanya levanapun puas atas permainan itu.  
"hahhh, lega rasanya…"  
"gimana, enak nggak?"  
"enak juga ya"  
"mau lagi nggak?"  
"mau dong kalo caranya gitu" jawab ana manja sambil mencium bibir saya gemas. 
Malam itu saya dan levana menghabiskan permainan yang seru itu dikamar, bahkan 
ana tak henti-hentinya meremas payudara saya dengan gemas, kadang-kadang saya 
puaskan levana dengan alat kelamin pria pastik itu, tentu saja alatnya bisa getar, itu 
menambah nikmat percintaan saya dengan ana. Beberapa ronde kita lalui hingga 
pagi, juga dikamar mandi. Seperti biasa saya sudah bersiap kekantor dengan levana.  
"ayo na, udah siap belum"  
"udah bosss, ayo" gandeng ana mesra sambil mencium bibir saya lembut.  
"hush, nanti dilihat orang lho"  
"iya yaâ¦" 
Maka sejak itu, saya dan levana sering bercinta dirumahnya atau rumah saya, 
bahkan pernah beberapa kali kita bercinta didalam mobil. Pas hari libur, levana 
mengajak saya dan beberapa temannya ikut darmawisata ke Pulau Bali dan Lombok. 
Salah satu diantaranya bernama Fifiani yang orang Malang katanya.  
"tika, kamu ikut tour besok nggak"  
"tentu dong, yang kebali dan lombok khan?"  
"iya dong, ehâ¦kenalin nich,teman saya"  
"Fifiani" katanya memperkenalkan diri.  
"Kartika Sari" jawab saya sambil menjabat tangannya yang kuning langsat itu.  
"ayo na, sampai besok ya" jawab levana menggandeng Fifiani. Hari yang ditunggu-
tunggu akhirnya tiba, saya dengan beberapa teman kantor jadi berwisata ke pulau 
bali dan lombok, juga ada Fifiani dan levana. Dari ngobrol-ngobrol kita, saya ketahui 
bahwa Fifiani itu umurnya baru 23 tahun, 172 cm/53 cm, dengan payudara 34C, 
orangnya cukup ramah dan sopan. Levana pernah bercerita pada saya bahwa Fifiani 
adalah seorang lesbian sejati, sudah pernah beberapa kali pacaran, namun kandas 
dijalan hingga hatinya hancur lebur. 
"ana, sini bentar na" panggil saya pada ana.  
"ada apa tik"  
"tukeran duduk ya, Fifiani disini en' tas ini ditempatmu, gimana?"  
"enak aja, kapan lagi kesempatan gini datang"  
"please dong, khan kamu udah lama kenal ama Fifiani"  
"iya dech, cuman aku boleh liat dong disebelahâ¦" canda ana sambil mencolek 
payudara saya gemas. 
Akhirnya dalam bis itu, saya yang mulanya duduk dibelakang dengan tas besar, 
entah siapa yang punya, dapat duduk dengan Fifiani yang cantik. Levana tak 
ketinggalan duduk disebelah dengan tas besar yang sudah saya pindahkan. Fifiani 
dalam perjalanan itu memakai rok jins hitam dengan kaos merah mudanya, sungguh 
serasi dengan bentuk tubuhnya yang proporsional. Rupanya Fifiani atau biasa saya 
panggil dengan Fifi senang curhat sama saya, bahkan beberapa kali matanya 
mengarah pada payudara dan bawah rok jins biru saya yang agak naik keatas, 
mungkin celana dalam saya yang berwarna putih polos kelihatan kali ya, tapi saya 
cuek aja sich. Bahkan saya sengaja beberapa kali menyingkap rok saya hingga paha 
saya yang putih kelihatan dengan jelas hingga Fifi salah tingkah memperhatikan rok 
saya. Malam itu kita sudah melewati kota probolinggo, saya lihat teman-teman 
sudah pada tidur karena kecapean, sementara levana memperhatikan saya sambil 
mengedipkan mata beberapa kali. Bis wisata itu yang duduk dibelakang cuma saya, 
marsela, levana dan beberapa barang bawaan yang menumpuk, sementara yang lain 
duduk didepan, tentu saja ada yang berpasangan. Sementara itu fifi rupanya sudah 
tertidur pulas dengan kepalanya bersandar pada bahu kanan saya, dan perasaan 
saya jadi tak enak nich karena napasnya yang harum dan lembut tercium oleh saya, 
disamping itu posisi duduknya yang sungguh membuat dada saya berdebar-debar 
karena kakinya menopang pada paha saya. Dengan perlahan saya menyelimutinya 
hingga kita berdua tertutup oleh selimut hingga cuma tinggal kepala saja yang 
kelihatan. Tangan kanan fifi saya pegang dan saya tempatkan payudara saya, tiba-
tiba fifi membuka matanya dan menatap saya tajam. 
"ehâ¦ehâ¦fiâ¦belum tidur ya" tanya saya tergagap-gagap karena kaget 
melihatnya bangun tiba-tiba.  
"iya mbak, belum ngantuk nich" jawabnya terseyum ramah dan tidak melepaskan 
tangannya dari payudara saya, padahal payudara saya udah horny nich.  
"jangan panggil mbak dong, panggil tika ya"  
"iya dech, tika udah punya pacar belum"  
"belum, emangnya kenapa"  
"masak, cewek secantik kamu belum punya pacar!"  
"emang belum, kamu sendiri"  
"udah pernah sich, cuma sering putus, lebih sahabatan ama cewek"  
"oh gitu ya…"  
"ka, boleh nggak fifi peluk"  
"boleh aja, terserah fifi dech" guman saya pelan karena fifi dengan pelan meremas 
payudara saya dengan gemas, bahkan sudah masuk dalam BH saya dan 
meremasnya dengan lembut.  
"sstssâ¦fiâ¦"  
"gimana ka" tanya fifi yang berusaha membuka BH saya.  
"enak fiâ¦sstssâ¦saya bolehâ¦" belum sempat fifi menjawab, tangan saya sudah 
masuk dalam roknya dan membelai vaginanya yang masih memakai celana dalam.  
"sstâ¦kaâ¦ayo dongâ¦" ajak fifi menuntun tangan saya untuk masuk kedalam 
celana dalamnya dan menyentuh vaginanya. Akhirnya saya dan fifi saling meremas 
payudara dan menyentuh vagina hingga fifi duluan orgasme karena tak tahan 
dengan jari-jari saya yang keluar masuk vaginanya dengan cepat. Levana yang dari 
tadi memperhatikan saya, juga ikut-ikutan merogoh payudaranya sendiri. Belum 
sempat saya orgasme, bis itu sampai denpasar, dan kita memesan kamar masing-
masing untuk esok paginya kita lanjutkan dengan pesiar keliling pulau Bali. 
"gimana nich fi, saya khan belumâ¦"  
"tenang aja ka, gimana kalo kita tidur berdua" jawab fifi santai karena tahu saya 
belum puas.  
"iya dech"  
"saya boleh ikut nggak, boleh yaâ¦" rengek levana tiba-tiba mendekati kami.  
"boleh aja, gimana fi, ana dikasih ikut nggak!" tanya saya pada fifi.  
"okey, pasti tambah asyik ya" jawabnya sambil mengedipkan mata pada saya. 
Jadilah saya memesan kamar bertiga dan setelah kami diberi pengarahan dari 
pemandu wisata untuk bangun jam 08.00, maka saya langsung masuk kamar. 
Setibanya dikamar dan menaruh tas, saya peluk fifi dan menghimpitnya ketembok 
hingga payudara saya yang montok menempel ketat pada payudaranya.  
"udah nggak sabar nich yeeâ¦" goda ana sambil memeluk saya juga dari belakang 
dan langsung mencium leher saya dengan ganas.  
"fi…kamuâ¦"  
"udah ka, ayo kita terusin yang tadi" jawab fifi sambil melumat bibir saya dengan 
ganas.  
"mmmhâ¦." Fifi yang mencium saya dengan ganas itu juga tak kalah gesitnya 
mencoba kembali membuka BH saya yang akhirnya terlepas juga kebawah, 
tangannya dengan terampil kembali meremas-remas payudara saya, disamping itu 
ana berusaha mencopot rok jins dan celana dalam saya hingga saya yang pertama-
tama bugil duluan. Entah siapa yang memulai duluan, tahu-tahu saya sudah 
ditempat tidur dengan payudara saya yang dijilati fifi dengan lincah, bahkan anapun 
sudah bugil dan sekarang lagi menjilati vagina saya dengan lahap.  
"sstâ¦naâ¦mmmhâ¦."  
"sstsâ¦.sstrrrssssâ¦" rintih saya keras karena tak tahan diperlakukan oleh dua 
orang wanita cantik yang menjilati bagian sensitip saya. 
Beberapa menit kemudian saya pun tak tahan dan orgasme yang pertama, fifi juga 
minta gantian dibawah untuk kita kerjai yang saya bagi tugas dengan ana, saya 
bagian menjilat vaginanya dan ana bagian payudara dan bibirnya. Beberapa menit 
permainan itu kita lanjutkan dengan cara berganti-ganti posisi.  
"kaâ¦sstss..geli…ahhhhâ¦sssts"  
"sstsâ¦mmmhâ¦jilat yang ituâ¦.yaâ¦." rintih fifi yang sedang jongkok karena 
vaginanya dijilat oleh ana.  
"sstssâ¦go…yangâ¦naâ¦.sstssssâ¦." desis saya karena meminta ana yang 
vaginanya sedang saya gesek-gesekkan dengan vagina saya untuk menggoyang 
pinggulnya lebih keras. Permainan demi permainan kita lewati yang akhirnya saya 
meminta fifi memasang penis plastik yang bisa getar itu pada vaginanya. Bentuknya 
sich seperti celana dalam yang ditengahnya ada penis plastik, bahkan sich bisa 
getar, maklum buatan amerika katanya fifi lho. 
"ssstssâ¦pelanâ¦fiâ¦arkhâ¦" jerit saya karena fifi memasukkan penis buatan itu 
terlalu cepat pada vagina saya.  
"mmhâ¦gimana ka, enakâ¦"  
"sstsâ¦ya, ayoâ¦" perintah saya setelah fifi memasukkan penis plastik dan 
mendorong keluar masuk hingga saya merasa nikmat dan menjepit penis plastik 
dengan keras hingga dinding vagina saya berdenyut-denyut.  
"ssttâ¦ayo…fi..lebih cepat lagiâ¦"  
"sstsssâ¦mmhâ¦"  
"sstsssâ¦argkkkkkâ¦" jerit saya melengking karena cepatnya fifi memasukkan 
penis plastik itu hingga saya orgasme berulang-ulang yang ditambah lagi 
rangsangan pada payudara saya yang dijilat dan diemut oleh levana sambil 
tangannya ana tak henti-hentinya juga meremas payudaranya fifi. Vagina saya 
mengeluarkan lendir berwarna putih sungguh banyak sekali.  
"lega rasanya, nikmat juga pake penisâ¦"  
"enak nggak rasanya ka" tanya levana pada saya dengan mimik heran.  
"lho, kamu belum pernah tho an"  
"belum tuch, biasanya sich cuman ama cewek aja"  
"nikmat kok rasanya, saya sering pake kalo nggak ada pasangan" jawab fifi sambil 
membersihkan penis plastik itu untuk kita pake lagi.  
"gimana an, kamu coba dech, sini tak cobainâ¦" bujuk pada levana yang kelihatan 
masih pengin mencoba gaya penis buatan ini selain gaya enam sembilan favoritnya 
levana dan saya. Malam itu kita bertiga menguras habis energi untuk bercinta hingga 
kekamar mandi, bahkan dengan senangnya saya bisa memandikan fifi yang masih 
mudah diantara kita bertiga.  
"pelan-pelan ya masuknya" perintah levana cemas.  
"tenang aja, nggak sakit kok" kata saya meyakinkan levana yang melihat saya sudah 
memasang penis itu di kemaluan saya, emang sich permukaan penis plastik ada 
bintik-bintiknya yang tidak beraturan dan saya juga nggak begitu ngerti apa 
manfaatnya, mungkin aja untuk menambah rasa nikmat jika bersentuhan dengan 
dinding vagina kali ya.  
"sstâ¦mmhâ¦"  
"sstsssâ¦.aduhâ¦." jerit ana pelan karena penis itu terpeleset bibi vaginanya ana.  
"stsssâ¦mmhâ¦"  
"mmmhâ¦" 
Akhirnya seluruh penis plastik itu masuk dalam vaginanya ana yang masih sempit 
itu, mungkin levana masih perawan ya karena beberapa saat kemudian sedikit 
keluar darah. Memang selama saya bersahabat dengan levana, ana jarang bergaul 
dengan teman pria, kebanyakan teman wanita seperti saya dan yang lainnya. 
Sedangkan fifi pergaulannya luas termasuk dengan pria, vaginanya fifi udah agak 
lebar dibanding dengan vagina saya dan vagina levana.  
"na, kamu masih perawan ya" tanya saya serius pada levana.  
"ehâ¦iyaâ¦berarti kamu yang pertama sayang" jawabnya mesra sambil mencium 
saya dengan lembut.  
"mmhâ¦" Saya berusaha maju mundur mengikuti seperti yang di film BF, para pria 
memaju mundurkan penisnya kedalam vagina wanita. Sambil memasukkan penis, 
saya meremas-remas payudaranya ana,.  
"sstsssâ¦.terâ¦usâ¦sstssssâ¦"  
"sstssssâ¦."  
"sstâ¦fiâ¦ayoâ¦" ajak ana sambil mengajak fifi untuk berciuman dengan saya.  
"sstsssâ¦sstsssâ¦"  
"mmh.." 
Sambil saya berciuman dengan fifi, saya memasukkan penis plastik keluar masuk 
dengan irama yang teratur hingga pantatnya levana bergoyang pelan. Rupanya ana 
menikmati permainan penis plastik itu dan menyuruh saya agar cepat menaikkan 
tempo keluar masuknya penis plastik itu dalam vaginanya.  
"ayo fi, isep putting saya"  
"iya, kaâ¦"  
"sstssâ¦mmhâ¦" rintih saya agak keras karena fifi bukan saja mengisep putting 
saya, bahkan menggigit putting saya dengan gemas hingga saya merasa nikmat dan 
mendorong penis plastik itu makin cepat saja.  
"sstssâ¦ssstsssâ¦."  
"sstssâ¦bagiâ¦an..sstssâ¦ituâ¦" desis ana mengarahkan saya untuk 
menyodokkan penis itu pada bagian lubang vaginanya. Permainan dengan ana 
membutuhkan waktu yang lama karena lebih menahan irama birahinya hingga 
pinggulnya saya pegal-pegal, kemudian setelah saya capek, saya menyuruh fifi 
untuk gantian menindih levana dengan penis plastik itu.  
"fi, gantian ya, saya capek nich" "ya, ayo sini" jawab fifi sambil memasang penis itu 
dan langsung memasukkannya dalam vaginanya levana dan merekapun bermain 
dengan bernafsu hingga fifi melahap bibir ana dengan ganas. Dan sayapun 
menyelipkan tangan diantara payudara mereka dan meremas-remas supaya ana 
cepat orgasme. Dan akhirnya levana melepaskan  
ciumannya fifi dan menyuruhnya lebih cepat.  
"sstsssâ¦sstssâ¦"  
"sstssâ¦ayoâ¦fiâ¦cepetanâ¦"  
"sayaâ¦sstssâ¦mau….keluarâ¦sstssâ¦" rintih levana dan fifi semakin 
mendorong dengan cepat penis plastik itu hingga ana bergerak-gerak liar hingga 
menjepit fifi dengan kuat.  
"sstsssâ¦.argkkkkkkâ¦" jerit levana melengking karena cairan putihnya akhirnya 
keluar juga untuk terakhir kalinya. Jam empat pagi baru kita tidur bersama, tentu 
saja dengan keadaan bugil dan kepuasan yang tiada tara. Dan kembali tour kita 
lanjutkan untuk wisata ke pantai sanur dan pantai kuta. Terima kasih pada Bapak 
hartono atas tournya, juga sahabatku Fifi dan Levana atas pengalamannya bersama 
saya, kasih komentar ya atas cerita saya ini, kalo ada yang kurang, konfirmasi ke 
email saya. 
TAMAT 

Tidak ada komentar: